Dengan berada di usia itu berarti kita masih berada dalam lingkaran anak muda zama pertengahan
Masa kecil kita adalah dimana teknologi sudah ada dan berkembang namun kita menggunakannya dengan segala keterbatasan. Keterbatasan gadget, akses, sambungan internet dan proteksi dari orang tua kita yang entah kenapa banyak dari mereka yang takut pada kenalnya kita dengan internet. Meskipun usia kita saat itu sudah sangat cukup untuk punya KTP dan SIM sendiri.
Orang tua zaman sekarang, termasuk generasi yang sama dengan kita mengalami ketakutan yang sama dengan jangka waktu yang lebih dini. Majunya dunia digital dan berkembang pesatnya teknologi gadget membuat tak satupun anak SD yang bisa meninggalkan pemakaian ponsel. Kebanyakan dari mereka pasti punya ponsel pribadi sendiri dan hampir pasti selalu memiliki akun semua media sosial populer, bahkan per satu media sosialnya bisa punya beberapa akun secara bersamaan.
Anak-anak yang sudah mengenal gadget jarang berinteraksi langsung dengan teman-teman sebayanya di luar kegiatan sekolah, jarang punya waktu bermain dan menikmati aneka permainan jadul seperti ular naga atau petak umpet seperti masa kita kecil dulu. Mereka lebih menikmati main di media sosial dalam bentuk postingan tik tok atau musically dan main ala ala QnA di instagram story yang disebarkan berantai.
Hal yang serupa juga menjangkiti anak muda yang masih muda banget atau generasi dedek emesh. Mereka lebih menikmati jalan di mall, nongkrong di cafe-cafe dan berfoto di ruang ganti department store saat sedang mencoba baju yang sedang ditaksir. Mereka lebih sering berinteraksi dengan media sosial daripada lingkungan, termasuk keluarga terdekat.
Satu hal yang melegakan adalah ketika program-program televisi dengan tema traveling dan eksploring indonesia booming. Program-program televisi ini diusung oleh anak-anak muda yang mencintai alam dan menikmati waktu yang mereka habiskan dengan alam dan teman-temannya. Saat fungsi gadget terbatas pada perekam momentum, tanpa sinyal internet dan bahkan mungkin tanpa sinyal operator sedikitpun.
Harus kami akui, bahwa ini cukup berimbas banyak ada lifestyle anak muda kekinian. Program-program sejenis membawa pengaruh positif serta sedikit banyak mampu membantu melepaskan anak muda zaman sekarang dari karakter pasif dengan lingkungan dan minim interaksi bahkan dengan orang-orang terdekat.
Perubahan paling nyata langsung kami lihat pada beberapa anak muda dan orang-orang yang kami kenal. Kalau sebelumnya mereka dengan sangat niat menabung demi membeli gadget keluaran terbaru, cuti dari tempat kerja atau izin tidak sekolah/kuliah dengan niat nonton konser. Kini nabungnya sudah ganti tujuan.
Dari yang history browsernya situs-situs belanja online, referensi game dan tempat nongkrong, berubah jadi website website yang menyediakan fasilitas untuk kita bisa menyusun itinerary traveling sendiri seperti JD.id yang bikin kita mudah pesan tiket pesawat semudah belanja online di web marketplace.
Nabung dan rela banget melototin JD Flight setiap saat punya waktu luang demi tiket pesawat murah untuk traveling ke satu destinasi eksotis, karena tahu sendiri kan... harga tiket pesawat lokal seringkali lebih mahal ketimbang penerbangan internasional :p
Jadwal cuti sengaja disusun mepet hari libur biar bisa libur panjang dan menikmati sebenar-benarnya traveling. Alokasi uang untuk nonton konser kayaknya sudah beralih ke itinerary yang mereka susun dengan transportasi lengkap mulai dari pesawat, paket tur dan hotel yang nyaman untuk istirahat hasil berburu di JD Hotel.
Postingan sosial media mereka juga berubah. Udah nggak gitu-gitu aja dan jauh lebih colorful. Penuh dengan foto-foto pemandangan indah alam, pantai pasir putih dengan laut tosca, naik banana boat bahkan snorkeling dan berfoto dengan keanekaragaman hayati laut yang kaya. Cakep lah pokoknya. Balik ke kantor seusai cuti memang dengan kulit yang lebih gelap bahkan sampai kebakar matahari, tapi berasa moodnya lebih happy dan aura mukanya lebih charming karena udah berkurang banget kebiasaan main medsos sampai pagi buta sambil stalking gebetan atau mantan *LOL :p
Budaya traveling yang saat ini juga masih hits di tengah gencarnya gempuran penggunaan gadget dan media sosial yang masif saya rasa adalah salah satu penghambat ketakutan dan kekhawatiran dari generasi zaman old dan pertengahan seperti kita. Keseimbangan yang menawarkan solusi terhadap pesatnya pertumbuhan dunia digital. Bahwa ditengah teknologi yang serba canggih kita bisa tetap menikmati dan menghargai alam ciptaan Tuhan, bahkan dimudahkan untuk melakukannya karena pengaruh teknologi.
Menurut kalian bagaimana? ;)
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Indonesia Corners dan JD.ID.
No comments:
Post a Comment